The Inspiring Quote

"Apabila engkau merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan terus kekal.
Sekiranya engkau bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa yang dilakukan akan terus kekal."
(Umar bin Al-Khathab)

Tuesday, May 24, 2011

Thanks for being my friend...

24 Mei 2011
Hmmm...pengen nulis sesuatu. Tapi memulainya darimana yaaah. Ini tidak menggunjingkan orang, tapi semata-mata hanya pengingatku untuk berhati-hati dalam menulis status di suatu akun facebook.
Suatu hari aku membaca status temenku ini, yang dulu notabene-nya temen deketku. Dari kelas satu SMA sering barengan meski ga satu bangku. Banyak cerita dan banyak juga kenangan yang kadang bikin ketawa, bikin nangis. Bahkan, aku ikhlas dan rela mendengarkan keluh kesahnya meski tengah malam sekali pun. Asal bebannya sedikit terlepas ketika menghadapi permasalahan rumah tangga. Dulu...demi Allah, bagiku dia sahabat yang benar-benar sahabat.
Nah, ketika dia membuat status ini, aku juga tidak berpikiran kalau status ini buatku. Tapi ternyata, setelah status ini dibuat, akunku langsung di-remove. Kenapa, karena dalam isi komentarnya ketika menanggapi salah satu komentator, dia mengatakan 'orangnya sudah aku blokir, setiap buka facebook status-statusnya yang bermunculan diberandaku, eneq banget'. Hm...kurang lebih seperti itu lah dalam bahasa Indonesia. Wow..fantastis. Who is that...? Jelas karena aku yang di-remove, berarti logikaku bermain bahwa itu adalah aku. Hm...tapi dia lupa blokir akun suamiku. Jadi aku masih bisa print-screen statusnya, dan mengirimnya message ini untuk memastikan bahwa itu aku atau bukan. Dan tentu saja 'no response'.

Tersinggungkah aku...? Hm..tentu tidak. Justru ini menjadi ajang bagiku untuk introspeksi diri. Alhamdulillah, aku punya kelompok sahabat yang sama terbukanya denganku. Jika mereka bilang A yah A, tapi jika bilang B yah B. Dari status itu aku malah takut bahwa diriku selama ini orang yang tak sadar diri. Bayangkan..dicap sebagai orang yang sok pamer kesuksesan...sok pamer, gitu lho. Sementara hidupku begitu sederhana dan masih penuh perjuangan, tapi pamer-pamer kesuksesan yang omong kosong. Aku butuh pencerahan apakah selama ini status-statusku memang terkesan begitu angkuh dan tak tahu diri. Alhamdulillah...hasilnya negatif. Teman-temanku tidak menyetujui untuk yang satu itu. Tapi aku mendapat kritikan yang lainnya dari mereka tentang aku yang begini, aku yang begitu. Of course, aku benar-benar terima. Justru itu lah gunanya sahabat, kan. Terbuka dan saling mengoreksi. Segala hal itu bisa dibicarakan satu sama lain. Bukan malah menuangkan ketidaksukaan dalam suatu status, yang Alhamdulillah mataku dibukakan Allah buat membacanya. Atau jika tiba-tiba telah tertuang dalam suatu status dan itu menjadi perdebatan diantara keduanya, setidaknya bicara dan menyelesaikan. Bukan malah didiamkan dan tak perduli. Tapi ya sudahlah...pastinya dia benar. Aku tidak pernah membenarkan posisiku. Biarkan Allah yang menilainya. Siapa yang baik dan siapa yang buruk, tentunya aku tidak berhak untuk menilai..:)
Hmm, entah ini salah atau tidak tapi aku melakukan sesuatu yang menurutku HARUS. Aku tau persis bahwa yang membuat akun facebook-nya adalah aku. Jadi iseng kubuka masih dengan password yang kuberikan. Kulihat ternyata inbox yang kukirimkan itu memang sudah dibaca dan dibuka. Berarti memang tak ada niat dia ingin menjawab. Persahabatan yang sekian tahun kuanggap istimewa sebenarnya tak punya arti bagi orang tersebut. Setelah kutelaah lagi, begitu banyak anggota keluarga dan siswa-siswaku yang telah kubuat pertemanan dengan akun tersebut. Karena sebelum dia bisa benar-benar aktif dan mengerti dengan facebook, akunnya telah kujalankan terlebih dahulu agar memiliki teman yang bisa mencapai maksimal.
Perlu berpikir panjang untuk mencapai satu keputusan bahwa akun ini harus ku-deactivate penuh, tanpa harus dibuka-buka kembali. Karena pastinya akan ada status-status berikutnya yang akan lebih merendahkan diriku, dihadapan saudara-saudaraku, keluargaku dan siswa-siswaku. Pastinya aku tidak bercerita, tapi apa jadinya tiba-tiba mereka berkomentar tanpa tahu siapa objek yang dibicarakan. Nah, daripada ada mudharat dan menimbulkan prasangka-prasangka buruk berikutnya, jujur aku vakumkan secara total akun tersebut. Lagipula, jika dia memiliki akun sendiri nantinya, dia akan leluasa untuk memilih teman yang benar-benar satu level dengannya. Salah atau tidak menurut siapa pun apa yang kulakukan ini, terserah. Segala hal itu ada konsekuensinya. Baik buruk konsekuensinya, biar Allah yang menilai perbuatanku. Aku memandang ke depan, resiko-resiko yang ada. Semua demi kebaikan. Apalah artinya akun fb, pastinya yang baru pun bisa mendapatkan teman lebih dari akun yang lama. Yups...I did it...:)
Tak lama setelah hari itu, muncul akun barunya yang berteman dengan beberapa teman dekatku. Tapi aku sama sekali tidak ingin tahu dan tidak perduli. Mungkin aku pernah sedih kehilangan orang yang kuanggap benar-benar sahabat. Tapi aku adalah tipe orang yang tak ingin terjerat dengan pemikiran-pemikiran yang njlimet. Bukankah hilang satu akan tumbuh seribu, selama kita tidak berpikiran buruk terhadap orang lain.
Tiba-tiba temanku inbox mengenai status barunya 'semoga dia tidak termasuk dalam pertemananku. Ilfill jadinya...'. Wow...what a perfect person! Hihihi...tanpa diminta pun aku tak kan mau masuk dilevel orang-orang berada tokh, non. Injeeeeh...wong aku kalangan rakyat jeloto. Sumpah aku ga dendam..apalagi tersinggung. Tapi ini jadi joke tersendiri bagiku. *Hanya aku yang tau dah*
Nah, kenapa akhirnya ini jadi bahan tulisanku hari ini. Karena kepikiran inbox temen yang penasaran apa iya aku telah nge-hack akun lamanya, setelah baca update status terbarunya. Wow...wow...wow...hacker kah emak 3 anak ini..??? Sampe salah satu temenku yang pernah jadi siswaku pun tertawa geli kalo tiba-tiba aku jadi hacker. Mungkin dia amnesia tentang siapa yang membuat akunnya. Tapi...kurang kerjaan bener kalo aku mau kerja keras nyoba-nyoba password fb orang. Jelas banget ora mungkin tokh, nduk. Jadi ketakutanmu untuk ketahuan akunmu olehku biar tak kena hack lagi...itu sungguh suatu hal yang benar-benar membuat perutku sakit terpingkal-pingkal. Emak-emak kok nyambi hacker. Ada juga emak-emak itu mestinya nyambi ngaji. Umur udah segini, dosa udah bertumpuk. Kalo ga bisa kukurangi, yah minimalnya ga kutambahi, dong. :DDD
Hmm..kesimpulannya mungkin aku harus sedikit berbenah diri. Jika orang mengenalku dekat, pasti mereka tahu kalau aku adalah seseorang yang suka menulis diary. Dulu, zaman ga ada fb, aku punya diary yang akan menjadi teman dalam menumpahkan segala keluh kesah dan inspirasi jika ingin menulis. Lambat laun jaman berubah dan komputerisasi merajalela mempengaruhi kehidupanku, sehingga fb beralih menjadi diary-ku yang istimewa. Apalagi, dunia maya mayoritas menemani perjalanan perjuanganku. Tanpa sadar, begitu banyak status-status yang tertuang sebagai bentuk kreatifitasku untuk mendeskripsikan kebahagiaanku, kemarahanku, kesedihanku dan kegilaanku bersama teman-teman. Hmm...aku juga patut berterima kasih dengan eks temanku ini yang menyadarkanku bahwa tidak semua orang bisa menerima kita apa adanya. Belum tentu semua orang di facebook mengetahui siapa diri kita. Dan dia ternyata tidak mengenalku, meski dulu pernah sahabatan. Jadi..aku harus berubah sedikit untuk tidak membuat status yang terlalu banyak (kalo lagi sadar)..hihihi. Tapi kan setidaknya 'diusahakan'. Yah..ternyata hikmah ini yang kuambil.
Yaah...persahabatan itu indah. Kita harus bisa menjaganya dengan keterbukaan dan tidak berburuk sangka. Mencari musuh itu semudah membalikkan telapak tangan, tapi mencari sahabat yang sebenarnya, butuh waktu dan pengertian-pengertian yang saling membangun. Ketika ada ketidaksukaan, ada inbox yang bisa mencurahkan kemarahan pada orang yang bersangkutan. Tak perlu lah pada sebuah status yang akan menimbulkan komentar orang lain yang mungkin akan berkomentar lebih merendahkan. Aku belajar dari situ dan dari ini pula aku belajar menerima kritikan2 sahabatku sendiri. Thanks for being my friend. Sekali lagi, ingatkan aku jika tiba-tiba mulutku hendak melontarkan suatu aib ketika emosi sedang membutakan mataku. Karena aku manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan. Semoga kita bisa memperbaiki diri dengan saling mengingatkan. Berhuznuzaan, terbuka dan berpositive thinking selalu adalah kunci utama dalam suatu hubungan. Insya Allah...
Readmore »»

Tuesday, May 17, 2011

'Istana Pasir di Sisi Pantai' ~CopyPaste from my note in fb


17 Mei 2011
Terus terang hari ini aku sedang tak ada inspirasi untuk menulis. Tapi aku jadi ingat bahwa aku pernah menulis sesuatu tentang biduk rumah tangga kepada seorang temanku tentang 'Istana Pasir di Sisi Pantai'. Dan tema ini pun sekali lagi kuuraikan kepada temanku yang lain yang juga curhat mengenai biduk rumah tangganya. Mungkin inbox tersebut akan aku rombak lagi nantinya. Cerita awalnya saja dulu yang kupublish disini. Ini awal mula inspirasi tema tersebut tertuang sbg pengingatku jika suatu saat aku terjebak hati :


Pagi ini dapet inbox dari sahabat yang akan melangsungkan pernikahan besok. Sebenernya kabar ini sudah kuketahui sebelumnya, tapi kadang tergelitik diotakku protes mengapa dia tidak pernah memberitahuku sebelumnya, sehingga aku bisa tahu hal ini dari orang lain. Tapi mengapa harus protes, pasti dia memiliki jawaban tersendiri untuk hal ini. Setidaknya, aku turut bahagia dengan berita ini dan berharap yang terbaik akan selalu menerpa pada proses hidup selanjutnya.

Ah...berita ini menginspirasi lingkaran pikiranku untuk bermain kata-kata. Aku hanya ingin menyelipkan sederet pesan padanya mengenai kehidupan yang dinamakan bahtera rumah tangga. Mungkin sedikit berguna atau ini adalah sebuah ungkapan yang melambangkan seorang sahabat yang perduli dengan sahabatnya. Ini adalah pemikiranku mengenai sebuah keluarga. Tapi aku tidak mengatakan bahwa apa yang kukatakan benar, karena setiap individu pasti memiliki pemikiran sendiri mengenai hal itu. Aku hanya mendeskripsikan apa yang menurut pandanganku saja, jika pun itu tidak termaktub dalam kriteria orang lain, no problem at all deh...;)

Bagiku, ketika kita memulai suatu biduk rumah tangga, laksana dua pasang manusia yang berikrar untuk membangun suatu istana cinta bersama dipinggiran ladang pasir disisi pantai. Mereka bekerja sama menentukan seperti apa istana yang mereka bangun. Mereka menyatukan perbedaan pandangan cara pembangunan istana tersebut untuk dipadukan menjadi istana yang indah. Pada awalnya mereka tidak mencari cara pikir yang sama dalam membuatnya. Tapi mereka olah perbedaan cara pandang dengan mendahulukan komunikasi yang selalu renyah. Dan dengan tumpukan pengertian yang telah mereka persiapkan jauh-jauh hari sebelum mereka bersama, bisa jadi tiba-tiba persamaan itu muncul, sehingga bisa menempatkan mereka pada chemistry yang elok. Satu kunci yang tentunya membuat mereka berhasil, adalah keikhlasan mereka dalam menjalankan semuanya.

Membangun istana pasir di tepi pantai suatu hal yang tidak gampang. Tapi jika dijalankan dengan ikhlas dan tidak kenal menyerah dalam merekonstruksi istana itu terus menerus apabila tergerus deburan ombak yang menerjang, maka kebahagiaan di hati akan selalu menghampiri, tidak perduli harus dengan menangis, atau pun tertawa.

Namun harus difikirkan bersama istana macam apa yang akan dibangun. Apakah istana yang megah dengan bentuk menjulang tinggi yang akan mengundang decak kagum orang lain. Atau istana sederhana yang minim dengan polesan keindahan dari segi bentuknya, tapi kadang didalamnya melengking tawa riang yang kadang sering tak terdengar dalam istana megah. Coba kita bayangkan lagi, ketika kita membangun istana megah nan indah dan secara tiba-tiba terpaan ombak memporakporandakan beberapa sisi bangunan, atau bahkan menggilasnya menjadi hamparan pasir kembali. Pastinya akan membutuhkan waktu lama untuk membangunnya kembali menjadi semula. Atau bahkan menimbulkan keluhan-keluhan dihati menyesali mengapa ada ombak itu dalam kehidupan kita. Terkadang pikiran menjadi terjebak untuk menyalahkan segala hal, yang pada kenyataannya itu adalah takdir. Dan keterjebakan itu membuat kita menyalahkan Tuhan yang menciptakan ombak cobaan itu menerpa kita.

Sekarang kita fikirkan sebaliknya. Ketika kita membangun suatu istana pasir yang sederhana. Ketika dia harus dilindas oleh riak-riak ombak. Tak perlu menghabiskan waktu terlalu lama untuk berpindah dan membangun istana pasir yang sama. Kita akan sangat mengenal secara detil bentuk bangunan mungil itu. Ketika bentuknya kembali seperti semula, tidak ada rasa kecewa atau kehilangan akan cita rasa bentuknya. Karena memang tidak pernah hilang. Jika pun pernah hilang, bangunan itu dapat berdiri kembali. Pastinya akan sedikit atau tidak akan sama sekali terselip penyalahan nasib ketika harus menghadapi situasi terjangan ombak yang akan selalu hadir.

Dan dalam hal ini, aku lebih memilih untuk membangun istana yang sedehana. Karena kesederhanaan itu selalu menimbulkan keindahan yang jauh lebih megah dari istana yang megah sekali pun. Itu menurutku, lho...^_^

Sepertinya ada peluit meneriakkan 'times up', karena komputer akan terpakai sepenuhnya sore ini. Maka inspirasiku untuk menulis di delete dulu sampai disini. Aku hanya ingin mengirimkan do'a untuk sahabatku yang esok akan melangsungkan pernikahan. Semoga dia menemukan pangerannya yang benar-benar jodoh hidupnya. Selalu saling menyediakan rasa pengertian ekstra dalam menghadapi perbedaan dan selalu bekerja sama untuk menjaga keutuhan dan keindahan yang dinamakan keluarga.

Ketika membaca inboxmu, tiba-tiba pelupuk mataku sedikit tergenang. Hanya sebait kata namun mengharukan. 'say, bsk aku nikah...mhn doa nya ya...? smg mdpt kbahagiaan sprt yg dirimu rasakan.....'.

Aku tak pernah ragu untuk mengatakan bahwa aku bahagia. Dan aku lebih bahagia lagi karena kau pun akan berbahagia sebagaimana yang aku inginkan sebagai seorang sahabat. Seperti percakapan kita beberapa waktu lalu, bahwa sahabat tidak harus berwujud kebersamaan yang nyata untuk saling berbagi dan mendo'akan. Nikmati kebahagiaanmu sebagaimana aku menikmati kebahagiaanku, meski harus ada lelehan air mata untuk menghiasi hidup ini. Keikhlasan kita dalam mengemban cobaan dan karunianya adalah kunci dari pintu kebahagiaan itu sendiri. Jadikan besok wedding yang terindah dihatimu...dan yang terakhir dihidupmu...Insya Allah...^_^
Readmore »»

Wednesday, May 11, 2011

My Student's Performance

Daffa's Reading


Bitha's Performance
Readmore »»

Friday, May 6, 2011

Wednesday, May 4, 2011

Recording of Students

Soffie's Performance


Fajrie's Performance
Readmore »»

Mama...Thanks to you...


I miss my mom...and I give this song for my beloved mother who I really love.



Thanks to You ~ Richard Marx

You gave me life,
Gave me your heart
Your shoulder when I needed to cry
You gave me hope when all my hope is gone
Wings so my dreams can fly
And I haven't told you enough
Haven't been good enough, making you see

Chorus:

My love for you will live in my heart
Until eternity's through....
I see your smile in the eyes of my child
I am who I am, Mama, Thanks to you

You gave me your word,
Gave me your voice
Gave me your everything,
Each breath of your life
You believe when I can never have
You teach my faith to survive
And I never can do enough
Never thank you enough, for all that you are

(Repeat Chorus)

I know the treasure, I'm filled with grace
Whenever I see your face

(...music....).

And I see your smile in the eyes of my child
I am who I am, Mama, Thanks to You
To you..... Readmore »»

Monday, May 2, 2011

EnThA's_World: Catatan kecilku dalam diam

EnThA's_World: Catatan kecilku dalam diam: "21 February 2011 Wahai pencipta alamku, ketika lembayung menelungkup dalam semburat malunya yang kemerahan. Aku terdiam menembangkan sendu..."

Readmore »»

Sunday, May 1, 2011

Recording my students on Sunday 2


Upload video ketiga yang terakhir gak kelar-kelar...mungkin ngelewatin limit kali, yah. Kalo begitu satu video dipisahin dalam entri baru saja. Berikut video ketiga :

Syifa's Performance :


Readmore »»

Recording my students on Sunday

01 Mei 2011
Awal bulan datang di hari Minggu. Hm...kalo orang lain sibuk berakhir pekan dalam nuansa liburan, diriku masih dengan riang berkutat dengan ritual harianku bersama siswa, belajar dan mengajar. But I am happy with my life...:)
Pagi ini hujan turun dengan deras, dan kelasku pagi ini dihadiri 3 siswa dari SD yang berbeda, dengan karakter yang berbeda pula. Ada yang sangat pendiam, setengah pendiam dan periang. Ketiganya kuberi tugas untuk telling story mengenai Cinderella yang kucetak dalam dua lembar kertas A4 full. Meski baru pertama kali kuberikan, dan mereka rada kelabakan dengan rentetan teks yang rada kurang familiar mereka temukan di buku pelajaran sekolah mereka, tapi tak menyurutkan langkah mereka untuk melakukan tantanganku. Ini juga untuk melatih mereka keluar dari rasa tidak percaya diri dan tidak malu untuk berekspresi. Selain itu, aku ingin orang tua atau keluarga mereka dapat melihat ketika mengakses blogku. Dan ada suatu kebanggaan tersendiri tentunya melihat sang buah hati memiliki upaya untuk menunjukkan yang terbaik dan membebaskan diri dari ketidakpercayaan diri. Sempurna tidaknya pronunciation, itu bukanlah masalah. Masih bisa dipoles pada sesi2 selanjut, kan. Aku ingin orang tua mereka bangga, seperti bangga[lnya aku pada kerja keras mereka. Meski harus memakan waktu rada lamaan upload video2 ini, tapi aku puas dan really happy. And here they are:

Fachrie's Performance :


Evi's Performance


Readmore »»

Popular Posts

Pages