The Inspiring Quote
Sekiranya engkau bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa yang dilakukan akan terus kekal."
(Umar bin Al-Khathab)
Friday, February 25, 2011
Setangkup Rasa dalam Sepotong Hati
25 February 2011
Mencintaimu memberikan banyak pelajaran bagiku, untuk selalu menghargai dan mengerti arti perbedaan sikap dan sifat. Tak perduli betapa berbeda cara pandang kita dalam menghadapi berbagai persoalan yang menghadang. Meski kita berdiri dalam pemikiran yang kadang tidak berdampingan. Ibaratkan kita sedang berselancar menikmati ombak lautan yang bergolak. Kita sama-sama menikmatinya dalam jarak yang berjauhan, namun kita sama-sama bertujuan menuju ke tepian. Sama tujuan, namun cara menghadapi ombak tersebut yang sering berbeda. Dan kucinta kau selalu, karena kau biarkan aku menikmatinya dengan gayaku, sebagaimana aku tersenyum mencoba memahami caramu menantang ombak dengan pemikiran dan strategimu.
Kau suamiku yang begitu serius dalam memandang berbagai hal. Mempertimbangkan hal-hal yang kemungkinan terjadi dimasa yang akan datang, dan mencoba menyusun rencana dan pemikiran untuk menghadapi itu semua. Hm...kau mengimbangi sifatku yang selalu mencoba menikmati hidupku yang terlihat seperti santai. Sifatku yang selalu mengikuti kemana arah air mengalir mengajakku berpetualang dalam arus hidup. Sekali waktu aku mengikuti arusku yang deras, maka kau akan menjadi penyelamatku untuk membimbingku menghadapi arus itu. Sungguh, aku begitu banyak belajar darimu. Kau selalu menjadi pemapahku dikala kulelah. Dan kau selalu membuatku bangkit dikala kujatuh. Entah apakah aku bisa bertahan, jika aku tanpamu...
Dulu, kemarin, dan saat ini...cintamu tetap terlihat sama. Bahkan lebih indah dan lebih besar. Entah berapa kali kuucapkan, berapa beruntungnya aku. Sebagaimana kau pun sering mengucapkan itu padaku. Meski dahulu saat ikatan pernikahan belum terikrar, betapa miskinnya kata-kata sayang kau bisikkan padaku. Betapa mahalnya kemesraan dan rayuan cinta yang dapat memabukanku. Tapi aku bisa belajar dan mensyukuri dari semua itu. Bahwa cinta tidak membutuhkan kata-kata. Cukup ditunjukkan dengan sikap, perhatian dan tanggung jawab. Dan itu yang membuatku semakin cinta kau dengan apa adanya dirimu.
Lalu aku menerima hadiah tak terkira dari pengertian itu atasmu. Sikapmu, perhatianmu dan tanggung jawabmu tak pernah kurang untukku. Namun tidak hanya itu, kau pun luluh menjadi sosok yang lebih romantis, jauh berbeda dari pertama kali bertemu. Entah berapa ratus juta kali kata 'I love you' berdenging ditelingaku. Entah berapa trilyun kali kata 'kangen' menyelusup dikala jarak waktu sebentar memenggal kebersamaan kita. Entah berapa milyaran kali kata tanya 'Kenapa kok aku sayang banget sama kamu?' menggelitik senyumku untuk menggoda. Ah...ternyata kita saling mempelajari diri kita satu sama lain. Aku belajar darimu, dan kau pun belajar dariku untuk selalu menjadikan kita kuat, dalam bekerja sama mengolah karunia-Nya, dan saling bahu membahu, dalam mengayuh biduk kita yang indah. Maka seperti ucapan Rapunzel yang kutonton kemarin, ketika kau ucapkan 'I love you', maka akan kujawab 'I love you more'...dan akan kuakhiri lagi dengan kata 'I love you most'...:D
Jangan berhenti mengajariku, suamiku...
Jangan berhenti memapahku ketika aku lelah...
Jangan berhenti mengangkatku ketika aku jatuh...
Dan jangan pernah berhenti mencintaiku hingga sampai akhir waktu...
Karena tanpamu...mungkin aku tak mampu tersenyum...
Tesenyum serenyah ini dalam menghadapi dunia...
Miss U so much...~_^
Readmore »»
Thursday, February 24, 2011
My children n Myself on action...*Narsis.com
Tarrraaammmmm....here they are :
Readmore »»
Ikan mas itu mo diapain yaaaah....???
Ikan Mas Goreng Sambal Colek...hmmm...sepertinya delicious nich...:)
Resep Bahan Sambal Colek Ikan Mas :
* 10 buah cabai rawit merah
* 6 buah cabai merah keriting
* 6 butir kemiri, digoreng
* 6 butir bawang merah, dibakar
* 3 siung bawang putih, dibakar
* 2 cm kencur, dibakar
* 1 cm jahe, dibakar
* 1 sendok teh garam
* 1 sendok makan gula merah sisir
* 150 ml satan dari 1 butir kelapa
* 1/2 sendok makan air asam jawa (dari 1 sendok teh asam jawa dan 1 sendok makan air)
* 1 sendok makan air
* 3 sendok makan minyak untuk menumis
Cara Membuat Sambal Colek Ikan Mas :
1. Haluskan cabai rawit merah, cabai merah keriting, kemiri, bawang merah, bawang putih, kencur, jahe, garam, dan gula merah.
2. Tumis bahan yang sudah dihaluskan. Tuang santan, air asam jawa, dan air. Aduk sampai kental.
3. Sajikan sambal di atas ikan mas goreng yang masih panas. Readmore »»
Tuesday, February 22, 2011
Bisakah kita menjadi pemanah yang menarik busur dengan kegembiraan?
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau,
tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu,
tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Karena mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,
yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka,
tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya,
sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang,
maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan
(Khalill Gibran)
Setiap kali membaca karya besar Khalil Gibran ini, saya selalu meras
akan begitu dalam dan indah makna yang diungkapkannya. Karya ini mengajarkan banyak hal dalam hidup saya.
Betapa sulit bagi kita sebagai orang tua untuk mengendalikan kemarahan kit
a, kekecewaan kita, terhadap anak-anak kita. Berawal dari pengharapan kita sebagai orang tua yang selalu berpikir anak-anak kita harus mengikuti apa yang kita inginkan. Dan, bilamana hal itu tidak tercapai, amarahlah yang kita tumpahkan kepada mereka.
Kalau melihat apa yang dituliskan oleh Khalil Gibran, anakmu bukanlah milikm
u, rasanya sebagai orang tua kita keliru menerapkan mimpi dan keinginan kita kepada anak-anak kita. Anak-anak kita memiliki impiannya sendiri, memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak kita miliki. Mengharapkan mereka untuk menjadi yang lebih baik dari kita adalah suatu tujuan yang luhur. Tetapi, sering kali kita lupa, anak-anak kita belajar dan mencontoh dari apa yang kita lakukan setiap hari.
Betapa miskinnya kita, kalau tidak mampu melihat kelebihan anak-anak kita dan menjadikan kita miskin akan pujian atas keberhasilan anak-anak kita. Betapa pedih hati anak-anak kita yang mimpinya terampas oleh keinginan orang tuanya. Kapan kita terakhir memuji mereka dan memberikan mereka semangat? Berapa kali kita menilai seorang anak hanya dari hasil akhir sebuah laporan nilai sekolah? Lupakah kita bahwa anak-anak kita mengalami kesulitan ketika mereka belajar? Proses anak-anak kita melawan kesenangan dirinya dan belajar adalah suatu proses pembentukan kepribadian. Tetapi hal ini menjadi luput dari pengamatan kita.
Bagi kita sebagai orang tua tidak ada kata berhenti belajar, di dunia ini tidak ada sekolah yang mengajarkan kita menjadi orang tua yang baik. Yang kita butuhkan adalah memahami arti kebutuhan dasar anak-anak kita. Mereka butuh dicintai, dihargai dan dilindungin. Setiap kemarahan kita, hendaklah kita jelaskan mengapa kita marah, mengapa kita kecewa sehingga kita tetap menjaga agar hati anak-anak kita tidak menjadi tawar dan kehilangan kasih.
Bisakah kita menjadi pemanah yang menarik busur dengan kegembiraan? Bisakah kita menjadi orang tua yang penuh kegembiraan membimbing anak-anak kita meraih mimpi dan harapannya? Kita bisa belajar dari Khalil Gibran
Readmore »»Monday, February 21, 2011
Ternyata pembunuh itu memang dia...sungguh pendek akalmu, boy!
Catatan kecilku dalam diam
21 February 2011
Friday, February 18, 2011
Puisi 'Celoteh Tak Karuan'
Awan kekecewaan beriringan
Perlahan
Menepi
Berpencar
Berpendar
Terpecah ke segala arah
Kau...!
Kau membuatku terdiam
Terhenyak
Terpaku
Terburai dalam buaian pertanyaan geram
Hingga membuatku begitu ingin...
Ingin melumatmu tanpa bentuk
Hingga aku menari puas
Terik matahari kian memanas
Seakan semakin mengganggu awanku
Hingga kian gersang
Kian menghitam
Kian berarak mencari celah
Celah yang dapat membuatku bersembunyi
Meringkuk mencari sesuatu
Sesuatu yang aku tak tahu
Apa kau tahu itu..???
Lalu mengapa...?
Lalu apa...?
Lalu dimana...?
Lalu siapa...?
Lalu bagaimana...?
Lalu, lalu dan lalu
Hingga lalu itu menidurkan galauku
Mencairkan amarahku yang membeku
Maka jangan lah kau mendekatiku
Karena aku sedang membuai lelehanku
Yang kian melemahkan kebingunganku
Hingga akhirnya ku tersadar
Bahwa hidup adalah rentetan peristiwa
Yang tak patut kupertanyakan lagaknya
Ah...aku kian meleleh
Meleleh...
Meleleh...
Meleleh...
Dan meleleh...
He he he he... Readmore »»
Thursday, February 17, 2011
Tujuanku nge-blogging hanya lah ....
Bagiku blogging memiliki nilai positif untuk ke depannya, tapi selama yang kita tulis juga bernuansa positif, dan tidak merugikan orang lain. Sebenarnya latar belakangku membuat blog bukan hanya karena kegemaranku menulis saja. Tapi blog ini juga kupersembahkan untuk anak-anakku dan keluargaku yang jauh terpisahkan jarak. Dan ini semua terinspirasi oleh beberapa blog yang begitu memberikan inspirasiku untuk ikut-ikutan nge-blogging. Jika kalian browse ke suatu blog yang bernama zidansyifa.blogspot.com/, puisi-inong.blogspot.com/ dan dapurbunda.blogspot.com/, kalian akan membaca suatu rangkaian cerita seorang ibu yang menceritakan kebahagiaannya dalam menjalankan rutinitas di keluarga kecilnya. Beliau juga begitu baik hati membagi ilmu memasaknya dengan membuat blog khusus mengenai resep-resep masakan yang jelas sangat berguna bagi para browser yang sedang mencari resep. Dan beliau juga menuangkan jiwa seninya dalam menulis pada sebuah blog yang khusus berisikan tentang puisi-puisi ciptaannya. Jika kita mengunjunginya, kita membacanya, kita merasakan ada suatu cerita yang hidup, bahkan jika yang kita rasa itu berguna bagi kita, kita akan mengirimkan suatu komentar hanya untuk sekedar berterima kasih. Tapi jika kita tidak tahu, kita pasti menganggap sang pemilik blog masih sehat dan sedang bercengkrama dengan anak-anak lucu yang diceritakannya dengan penuh bahagia di dalam blog yang anda baca. Padahal, beliau sudah tenang disisi Allah SWT bertahun-tahun yang silam.
Lalu apa yang memotivasiku untuk turut nge-blog? Tentu saja anak-anakku. Aku merasa bahwa hidup ini tidak pernah ada yang abadi. Tapi setidaknya, dengan menuliskan buah pikiranku, kebersamaan mereka bersamaku dan suka dukaku dalam menjalani hidup dapat mereka baca, dan mereka rasakan ketika mereka telah mengerti, meski aku sudah tidak ada lagi bersama mereka. Ketika raga kita sudah tidak bersama mereka, setidaknya cerita kebersamaan itu akan tetap melekat dalam pikiran mereka. Jika pun terlupa sejenak, mereka dapat membuka kenangan manis itu hanya dengan membuka internet dan browsing ke dalam blog-ku.
Hanya itu keinginan sederhanaku dari dulu hingga saat ini. Aku hanya ingin menciptakan suatu kenangan yang bisa menyiratkan keindahan, ketika harus menjadi nostalgia bagi orang-orang yang kucintai, jika kelak harus kutinggalkan. Tidak muluk-muluk, bukan... :)
Wednesday, February 16, 2011
Acara makan tanpa "Table Manner" di saung kenangan
Readmore »»
My little princess...Zahwa Rabbani Salsabila dalam "Ketika Zahwa Bergaya"
Monday, February 14, 2011
Karya Photoshop-ku yg sederhana
Kemaren-kemaren kalo disuruh pa Hen buat belajar photoshop, rada ga diturutin. Tapi pas oprek-oprek kompie sendirian, iseng nyobain photoshop. Ternyata bikin keranjingan. Daripada beberapa karya hilang tak berbekas gara-gara ke-format sama instalasi teknisiku terkasih, lebih baik kuselamatkan dalam blog saja. Meski sederhana, tapi puas kalo itu hasil karya sendiri...he he he Readmore »»
Sunday, February 13, 2011
Tulisanku terinspirasi pd 10th Anniversary of my Marriage
Tidak terasa 10 tahun sudah hari ini kita bersama. Begitu banyak cerita yang kita rangkai untuk dijadikan renungan hidup. Ah...ingin rasanya mengulang kisah ini dari awal. Mengulang kembali rasa manis, pahit, getir dan segala macam rasa lainnya yang membumbui perjalanan bahtera kita.
Kebersamaan kita menggoreskan aneka warna dihatiku. Warna-warna itu yang telah mengajariku untuk menjalankan hidup dengan penuh syukur dan ikhlas, dalam mengelola hati untuk selalu berfikir positif. Terima kasih untuk selalu menemaniku dan mengajariku bertahan diantara orang-orang sekeliling kita, yang kadang menohok kita dengan ketidaktulusan mereka dalam berteman, tapi Alhamdulillah, ada juga segelintir dari mereka yang masih pantas untuk dikategorikan sebagai teman. At least, dikala merantau sendiri begini, you can be my real friend, selalu di setiap situasi.
Pikiranku berbalik sejenak menelaah hari-hari kita yang indah. Aku ingat, disaat kita berbeda pendapat, kadang ku terdiam ketika kau marah. Tak hendak kulawan, selain bersikap ‘keep silence’. Tapi jika ucapanmu mulai menggelitik nalarku untuk menjawab, maka kita akan bersikap seperti dua orang tokoh politik yang bersikeras mempertahankan pendapatnya masing-masing. Saling beradu pendapat dalam waktu yang tak terlalu lama. Setelah itu saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Lalu akan bersama lagi seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Seringkali kita enggan untuk menyatakan permintaan maaf secara ucapan. Tapi kita lebih menunjukkan dengan sikap yang menunjukkan rasa penyesalan. Jika kau baca ini, maafkan aku yah....^_~
Tapi perdebatan-perdebatan itu hanya sekilas, yang tidak pernah secuil pun mempengaruhi keindahan warna hidup kita. Karena kita selalu menciptakan kekonyolan-kekonyolan yang unik, yang kadang menyimpan seribu tanya sendiri diotakku. Adakah keluarga lain yang konyol seperti kita. Rumah kita yang mungil selalu menciptakan tawa sendiri yang tidak pernah dibuat-buat. Ah, biarkan kekonyolan-kekonyolan itu kita sendiri yang tahu. Kekonyolan yang selalu membuat kita saling mencari, saling merindukan, meski dalam keadaan marah sekali pun.
Ya Allah, terima kasih untuk melahirkanku dari laki-laki terbaik, yang selalu mencintai ibuku sepenuh hati. Yang sepenuh hati mempercayakan segala miliknya diperuntukkan untuk pasangan hidupnya selalu, tanpa terkecuali. Laki-laki terbaik itu pula yang mengajariku hidup idealis, untuk harus selalu jujur dalam setiap pengabdian dan bekerja. And I love my father so much....
Hingga akhirnya Kau kirimkan lelaki terbaik lainnya dalam hidupku. Lelaki yang selalu menyiramiku dengan taburan cinta yang tak terhingga. Aku dapat melihat pantulan cinta seperti yang kulihat pada ayah dan ibuku. Dan pelajaran idealis yang kuterima dari lelaki terbaikku dimasa kecilku, ternyata memiliki episode baru. Ternyata ini jawaban mengapa ayahku tak pernah berucap’ tidak’ ketika sang kekasih hatiku nekat melamarku. Mungkin secara tak sengaja mereka menemukan bahwa diantara mereka tersembunyi chemistry yang saling berkesesuaian. Meski pada kenyataan, mereka sama-sama memiliki tipe yang temperamental. Tapi tak melunturkan hatiku untuk mengatakan bahwa mereka laki-laki terhebat yang kumiliki. Laki-laki yang selalu jujur dan adil dalam bekerja dan mengabdi. Dari mereka lah aku belajar. Dan dari mereka lah aku bisa menghadapi dunia, tanpa harus menjilat dan munafik dalam hidup. Mereka mangajariku untuk selalu tulus dalam suatu ikatan, tidak tergiur pada harta yang berlimpah dan jangan pernah mengambil hak orang lain. Suatu pelajaran hidup yang selalu tersimpan rapi dalam tiap aliran darahku, yang akan selalu jadi patokanku dalam mengaplikasikan ilmu yang mungkin berguna bagi orang lain. Ya Allah, semoga anak-anaku dapat menjadi lelaki terhebat untuk masa-masa mereka kelak nantinya. Amiin....
Tepat tanggal 15 Oktober ini, kita pernah duduk bersanding diatas pelaminan untuk seia sekata meleburkan segala perbedaan dan persamaan kita, menjadi suatu keluarga yang kita isi dengan rangkuman cinta. Seiring jalannya waktu, kita selalu berusaha untuk saling menyesuaikan diri atas perbedaan yang kita miliki. Dan tak terasa, pengertianmu atas perbedaan sifat yang kita miliki tlah memutarkan roda hidup kita lebih dari satu dasa warsa. Padahal jika dilirik lagi ke belakang, betapa sulitnya menyatukan perbedaan kita dikala ikatan pernikahan belum terbina. Begitu banyak keegoisan, begitu banyak kecemburuan, dan begitu banyak penghalang yang kadang membuatku ingin melepaskan semuanya. Namun hanya cinta yang membuat kita berani bertaruh. Ketulusan cinta kita memastikan bahwa kita pasti bisa saling menyesuaikan diri. Karena cinta yang kita miliki tidak memiliki alasan tuk memisahkan hati kita. Cinta ini benar-benar cinta dari hati, yang telah menyingkirkan segala keraguan atas perbedaan sifat kita. Dan pada kenyataannya, memang cinta kita yang memadukan semuanya hingga saling mengisi satu sama lain. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk selalu menerimaku apa adanya. Dan semoga kita dapat melanggengkan kebersamaan ini menuju perkawinan perak, emas atau apalah namanya. Till death do us part...insya Allah...
Readmore »»Berfoto-foto dikala senggang bersama anak2ku tercinta...
Seringkali waktu senggang yang ada kuhabiskan untuk bernarsis ria bersama anak-anak :)
Ini beberapa diantaranya diantara ratusan foto2 yang tersimpan didalam berbagai media, he he he...
Readmore »»
Popular Posts
-
Bidadariku satu2nya ini terlahir di bulan Desember 2004 pada tanggal 5. Proses kelahirannya begitu mudah di sebuah klinik di Palembang, wila...
-
Insomnia malam ini tetap membawa otakku untuk otrak atrik photoshop. Sayang, kompie-ku hanya photoshop 7.0...tapi yang penting kreatifnya, k...
-
Oh God...gara-gara browsing makanan Palembang via image di google, pandanganku tertuju pada sosok makanan paling favorit kesukaanku yang tia...
-
Beberapa hari yang lalu aku menyempatkan waktu menghadiri acara Maulud Nabi di masjid perumahan. Otomatis Conversation Class malem Mingg...
-
18 Maret 2013, Dini hari.... Sebelumnya kepingin banget membahas tentang hasil pembicaraanku dengan suami tentang falsafah ...
-
Disaat benih bayi yang sangat mungil ditiupkan ruh ke dalam raganya, maka Allah telah menyiapkan sebuah buku nasib yang berisikan rang...
-
Lagi ga ada kerjaan tau2 aku dah nongkrong disalah satu kompie yang selalu digunain siswa. Berhubung nih kompie lagi ga ada penghuninya, mak...
-
Dalam pertemanan, orang saling berbeda pendapat adalah hal yang lazim. Berbeda pendapat dan saling menghormati cara pikir tanpa perlu men...
-
Ceritanya Sabtu kemaren temanya weekend, nih. Tiba-tiba muncul inspirasi untuk masakin keluarga kecilku masakan ekstra cepat seperti biasan...