The Inspiring Quote

"Apabila engkau merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan terus kekal.
Sekiranya engkau bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa yang dilakukan akan terus kekal."
(Umar bin Al-Khathab)

Friday, February 25, 2011

Setangkup Rasa dalam Sepotong Hati



25 February 2011

Mencintaimu memberikan banyak pelajaran bagiku, untuk selalu menghargai dan mengerti arti perbedaan sikap dan sifat. Tak perduli betapa berbeda cara pandang kita dalam menghadapi berbagai persoalan yang menghadang. Meski kita berdiri dalam pemikiran yang kadang tidak berdampingan. Ibaratkan kita sedang berselancar menikmati ombak lautan yang bergolak. Kita sama-sama menikmatinya dalam jarak yang berjauhan, namun kita sama-sama bertujuan menuju ke tepian. Sama tujuan, namun cara menghadapi ombak tersebut yang sering berbeda. Dan kucinta kau selalu, karena kau biarkan aku menikmatinya dengan gayaku, sebagaimana aku tersenyum mencoba memahami caramu menantang ombak dengan pemikiran dan strategimu.



Kau suamiku yang begitu serius dalam memandang berbagai hal. Mempertimbangkan hal-hal yang kemungkinan terjadi dimasa yang akan datang, dan mencoba menyusun rencana dan pemikiran untuk menghadapi itu semua. Hm...kau mengimbangi sifatku yang selalu mencoba menikmati hidupku yang terlihat seperti santai. Sifatku yang selalu mengikuti kemana arah air mengalir mengajakku berpetualang dalam arus hidup. Sekali waktu aku mengikuti arusku yang deras, maka kau akan menjadi penyelamatku untuk membimbingku menghadapi arus itu. Sungguh, aku begitu banyak belajar darimu. Kau selalu menjadi pemapahku dikala kulelah. Dan kau selalu membuatku bangkit dikala kujatuh. Entah apakah aku bisa bertahan, jika aku tanpamu...



Dulu, kemarin, dan saat ini...cintamu tetap terlihat sama. Bahkan lebih indah dan lebih besar. Entah berapa kali kuucapkan, berapa beruntungnya aku. Sebagaimana kau pun sering mengucapkan itu padaku. Meski dahulu saat ikatan pernikahan belum terikrar, betapa miskinnya kata-kata sayang kau bisikkan padaku. Betapa mahalnya kemesraan dan rayuan cinta yang dapat memabukanku. Tapi aku bisa belajar dan mensyukuri dari semua itu. Bahwa cinta tidak membutuhkan kata-kata. Cukup ditunjukkan dengan sikap, perhatian dan tanggung jawab. Dan itu yang membuatku semakin cinta kau dengan apa adanya dirimu.
Lalu aku menerima hadiah tak terkira dari pengertian itu atasmu. Sikapmu, perhatianmu dan tanggung jawabmu tak pernah kurang untukku. Namun tidak hanya itu, kau pun luluh menjadi sosok yang lebih romantis, jauh berbeda dari pertama kali bertemu. Entah berapa ratus juta kali kata 'I love you' berdenging ditelingaku. Entah berapa trilyun kali kata 'kangen' menyelusup dikala jarak waktu sebentar memenggal kebersamaan kita. Entah berapa milyaran kali kata tanya 'Kenapa kok aku sayang banget sama kamu?' menggelitik senyumku untuk menggoda. Ah...ternyata kita saling mempelajari diri kita satu sama lain. Aku belajar darimu, dan kau pun belajar dariku untuk selalu menjadikan kita kuat, dalam bekerja sama mengolah karunia-Nya, dan saling bahu membahu, dalam mengayuh biduk kita yang indah. Maka seperti ucapan Rapunzel yang kutonton kemarin, ketika kau ucapkan 'I love you', maka akan kujawab 'I love you more'...dan akan kuakhiri lagi dengan kata 'I love you most'...:D

Jangan berhenti mengajariku, suamiku...
Jangan berhenti memapahku ketika aku lelah...
Jangan berhenti mengangkatku ketika aku jatuh...
Dan jangan pernah berhenti mencintaiku hingga sampai akhir waktu...
Karena tanpamu...mungkin aku tak mampu tersenyum...
Tesenyum serenyah ini dalam menghadapi dunia...
Miss U so much...~_^

Readmore »»

Thursday, February 24, 2011

My children n Myself on action...*Narsis.com

Sesorean setelah kelas dah pada bubar, akhirnya otak-atik salah satu media yang menyimpan ratusan foto yang perlu di-kompressssss. Nah, sortir-sortir dulu foto-foto yang mo dihapus menjadi beberapa file. Baru kita aplod-aplod (upload -red).
Tarrraaammmmm....here they are :





Readmore »»

Ikan mas itu mo diapain yaaaah....???

Sore ini ada orang yang doyan ikut lomba mancing menawarkan hasil tangkapannya seberat kurang lebih 3 kg dengan ukuran badan yang jumbo. Per kilonya Rp. 15.000. Kemaren2 ikan yang pernah beliau tawarkan kugoreng, trus kupindang dan goreng asem manis dan balik ke itu-itu aja. Pengen nyoba cara yang lain ah. So...browse di mbah Google...akhirnya menemukan resep ini. Posting dulu biar bisa keinget.....heheheh
Ikan Mas Goreng Sambal Colek...hmmm...sepertinya delicious nich...:)


Resep Bahan Sambal Colek Ikan Mas :

* 10 buah cabai rawit merah
* 6 buah cabai merah keriting
* 6 butir kemiri, digoreng
* 6 butir bawang merah, dibakar
* 3 siung bawang putih, dibakar
* 2 cm kencur, dibakar
* 1 cm jahe, dibakar
* 1 sendok teh garam
* 1 sendok makan gula merah sisir
* 150 ml satan dari 1 butir kelapa
* 1/2 sendok makan air asam jawa (dari 1 sendok teh asam jawa dan 1 sendok makan air)
* 1 sendok makan air
* 3 sendok makan minyak untuk menumis

Cara Membuat Sambal Colek Ikan Mas :

1. Haluskan cabai rawit merah, cabai merah keriting, kemiri, bawang merah, bawang putih, kencur, jahe, garam, dan gula merah.
2. Tumis bahan yang sudah dihaluskan. Tuang santan, air asam jawa, dan air. Aduk sampai kental.
3. Sajikan sambal di atas ikan mas goreng yang masih panas. Readmore »»

Tuesday, February 22, 2011

Bisakah kita menjadi pemanah yang menarik busur dengan kegembiraan?



Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu

Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri

Mereka dilahirkan melalui engkau,

tapi bukan darimu

Meskipun mereka ada bersamamu,

tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu

Karena mereka memiliki fikiran mereka sendiri

Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka

Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok,

yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka,

tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu

Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan

Sang pemanah telah membidik arah keabadian,

dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya,

sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan

Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang,

maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan

(Khalill Gibran)


Setiap kali membaca karya besar Khalil Gibran ini, saya selalu meras

akan begitu dalam dan indah makna yang diungkapkannya. Karya ini mengajarkan banyak hal dalam hidup saya.

Betapa sulit bagi kita sebagai orang tua untuk mengendalikan kemarahan kit

a, kekecewaan kita, terhadap anak-anak kita. Berawal dari pengharapan kita sebagai orang tua yang selalu berpikir anak-anak kita harus mengikuti apa yang kita inginkan. Dan, bilamana hal itu tidak tercapai, amarahlah yang kita tumpahkan kepada mereka.

Kalau melihat apa yang dituliskan oleh Khalil Gibran, anakmu bukanlah milikm

u, rasanya sebagai orang tua kita keliru menerapkan mimpi dan keinginan kita kepada anak-anak kita. Anak-anak kita memiliki impiannya sendiri, memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak kita miliki. Mengharapkan mereka untuk menjadi yang lebih baik dari kita adalah suatu tujuan yang luhur. Tetapi, sering kali kita lupa, anak-anak kita belajar dan mencontoh dari apa yang kita lakukan setiap hari.

Betapa miskinnya kita, kalau tidak mampu melihat kelebihan anak-anak kita dan menjadikan kita miskin akan pujian atas keberhasilan anak-anak kita. Betapa pedih hati anak-anak kita yang mimpinya terampas oleh keinginan orang tuanya. Kapan kita terakhir memuji mereka dan memberikan mereka semangat? Berapa kali kita menilai seorang anak hanya dari hasil akhir sebuah laporan nilai sekolah? Lupakah kita bahwa anak-anak kita mengalami kesulitan ketika mereka belajar? Proses anak-anak kita melawan kesenangan dirinya dan belajar adalah suatu proses pembentukan kepribadian. Tetapi hal ini menjadi luput dari pengamatan kita.

Bagi kita sebagai orang tua tidak ada kata berhenti belajar, di dunia ini tidak ada sekolah yang mengajarkan kita menjadi orang tua yang baik. Yang kita butuhkan adalah memahami arti kebutuhan dasar anak-anak kita. Mereka butuh dicintai, dihargai dan dilindungin. Setiap kemarahan kita, hendaklah kita jelaskan mengapa kita marah, mengapa kita kecewa sehingga kita tetap menjaga agar hati anak-anak kita tidak menjadi tawar dan kehilangan kasih.

Bisakah kita menjadi pemanah yang menarik busur dengan kegembiraan? Bisakah kita menjadi orang tua yang penuh kegembiraan membimbing anak-anak kita meraih mimpi dan harapannya? Kita bisa belajar dari Khalil Gibran

Readmore »»

Monday, February 21, 2011

Ternyata pembunuh itu memang dia...sungguh pendek akalmu, boy!

Tanggal 16 Februari kemarin santer cerita dari mulut ke mulut mampir ke telingaku tentang pembunuhan sadis 15 bacokan yang mengakibatkan kuping dan kepala korban hampir terlepas, serta luka bacok dibagian tangan. Bahkan wajah korban tidak dapat dikenali, karena paras wajahnya hampir hancur total. Mungkin benak pelaku ingin menghilangkan identitas wajah korbannya. Tapi Allah membutakan logikanya saat dia berbuat kejahatan. Sepeda motor korban, telpon genggam dan dompet masih bisa ditemukan di area kejadian, sehingga rentetan demi rentetan pun dapat dibaca jelas oleh pihak kepolisian.

Sebenarnya aku tidak terlalu mengetahui jelas berita ini sebelumnya. Tapi siswa-siswa kelas AutoCAD adalah para pekerja pabrik tempat dimana pelaku bekerja. Ciri dan background pelaku mendekati dengan identitas salah satu eks siswa yang dulu cukup dekat dengan suamiku sebagai instruktur dan siswa. Tapi itu baru sekedar dugaan, meski terasa kemungkinannya begitu kuat. Aku sedikit membuang kecurigaanku. Tidak mungkin lah, dulu dia begitu sopan, pendiam dan santun dalam berbicara. Bahkan di beberapa kesempatan dia sering membawakan oleh-oleh kerupuk buatan orang tuanya. Suamiku pernah bercerita kalau dia mengambil kursus ditempatku dengan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Bahkan pernah sekali waktu ketika hujan suamiku mengantarnya pulang. Memang dia berasal dari keluarga yang tergolong kurang mampu. Tapi atas izin Allah, dia mampu bekerja disuatu pabrik yang pastinya dengan gaji sangat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dua hari yang lalu kebetulan mati lampu cukup lama di basecamp. Sembari menunggu acara mati lampu yang cukup lama itu, kami berkumpul didepan basecamp sambil bercerita ngalor ngidul. Sesekali topik pembunuhan ini masih segar untuk dibicarakan. Tapi saat itu keraguanku telah berganti menjadi pasti. Pembunuh tersebut benar-benar dia, eks siswaku yang terlihat santun dan pemalu. Dia ditangkap ditempat kerjanya keesokan hari setelah peristiwa itu.
Ada salah satu siswa AutoCAD yang kebetulan datang untuk belajar. Tapi karena lampu mati, maka acara malam itu cuma obrol-obrol saja. Dia bekerja satu pabrik dengan si pembunuh santun tersebut. Bahkan foto-foto korban yang penuh kesadisan tersimpan dengan jelas di handphone-nya. Semua orang bersemangat untuk melihat. Tapi tidak dengan aku. Mengetahui ceritanya saja sudah bergidik, apalagi melihat jelas hasil kekejaman itu. Kedua temanku sesama perempuan, Iip dan Lia, dengan tanpa takut sedikit pun meneliti dengan jelas gambar-gambar yang ada didalam ponsel tersebut. Walhasil, keesokannya mereka mengeluh tidak bisa makan karena terbayang-bayang foto-foto tersebut. Maaf...aku tidak turut bersedih, tapi girang. Karena sebelumnya aku sudah mengingatkan untuk tidak melihat :D

Tapi yang kusesalkan adalah motif pembunuhan yang dilakukan pelaku. Hanya karena membela seorang wanita yang belum sama sekali berstatus sebagai istrinya, dia rela mengorbankan segala hal yang diperolehnya dengan susah payah, bahkan kasih sayang dan martabat orang tuanya dipertaruhkan. Masya Allah...beberapa kali aku beristighfar jika mengingat masalah ini.
Versi menurut cerita yang beredar hampir tidak sesuai dengan yang ada di pemberitaan via internet yang kutelusuri. Wanita yang dibela ini hanya disalahgunakan saja dengan meminjam dua ponselnya untuk memancing korban agar mendatangi tempat kejadian. Pelaku merasa tersinggung karena korban sering mengirim pesan ke pacarnya yang dulu pernah jadi pacar korban, dengan tujuan ingin mengajak tidur. Karena emosi, akhirnya korban merencanakan skenario pembunuhan itu dengan membalas sms korban melalui ponsel pacarnya.
Sedangkan versi cerita yang beredar ditelingaku, pacar korban memang merupakan wanita yang kurang lurus (katanya). Memang korban adalah bekas pacarnya yang ingin mengajak 'balikan' kembali pada tanggal 14 Februari tadi. Entah ada perang mulut atau tidak dengan pelaku, wanita yang diperebutkan itu mengirim salah satu pesan singkat dalam sms kepada pelaku, yang berisikan menyuruh membunuh korban jika memang mencintainya. Karena korban terlalu melecehkan harga dirinya dengan kata-kata yang kurang pantas. Sang pelaku juga merasa tersinggung dan mungkin ingin membela pacarnya mati-matian, hingga gelap mata seperti itu. Astaghfirullah...pastilah hanya penyesalan yang tersisa saat ini. Satu nyawa telah melayang, orang tua dan keluarga menjadi sorotan dan dipermalukan, serta pekerjaan lepas begitu saja, bahkan masa depan otomatis menjadi suram dengan ancaman hukuman seumur hidup menunggu untuk divoniskan. Emosi..jika tidak bisa dikendalikan..memang selalu memberikan kerugian. Hmmm....apa benar harga diri itu begitu mahal...?

Semalam browsing via internet iseng mencari tahu mengenai pelaku. Akun Facebooknya bisa terbaca. Isinya tidak ada menunjukkan ciri orang yang sadis. Bahkan kadang ada status yang mendo'akan orang tuanya dan moto-moto hidup. Ketika menelusuri search engine Google, terpampang seorang pesakitan yang masih memakai pakaian buruh pabrik, tapi sudah dalam keadaan sobek dan tak karuan. Mukanya lebam dan hampir tidak terlihat muka siswaku yang dulu. Yah..itulah proses interogasi.
Tiba-tiba aku begitu merasa kasihan, tapi bukan padanya...aku kasihan pada keluarganya. Betapa menyakitkan dan menyedihkan melihat anak yang disekolahkan dengan susah payah dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, dan ketika berhasil dalam jangka waktu yang tidak lama, tiba-tiba harus terenggut kebebasannya untuk alasan yang tidak bisa diterima oleh pihak keluarga. Bayangkan, membela seorang wanita yang belum tentu menjadi istri dan secara kebetulan wanita tersebut memiliki cerita latar belakang yang kurang berkenan (katanya). Apakah tidak berartinya kasih sayang dalam sebuah keluarga, jika keadaan harus terjerembab dalah kondisi seperti ini. Ah...kembali lagi pada emosi. Emosi yang terlalu berlebihan selalu memberikan dampak negatif sangat merugikan.
Sungguh pendek sekali akalmu, boy...!

Semoga pelajaran ini dapat kita petik hikmahnya. Bahwa kita harus menjaga emosi dan mencoba berpikir positif. Tak ada perselisihan yang berlarut-larut jika segala sesuatunya dapat dibicarakan. Aku hanya mendo'akan semoga arwah korban dapat tenang dan tidak menimbulkan hal-hal yang menakutkan, dan semoga pelaku mendapat hidayah atas kejadian ini, serta keluarga mereka semua diberikan kekuatan atas ini semua. Dan semoga kita semua dapat selalu menjaga emosi dengan selalu 'thinking positively' dalam setiap tindakan. Amiin...
Readmore »»

Catatan kecilku dalam diam


21 February 2011


Wahai pencipta alamku,
ketika lembayung menelungkup dalam semburat malunya yang kemerahan. Aku terdiam menembangkan sendunya irama kesunyian. Menari dan berputar dalam alunan ketenangan, sembari mendekap guratan cinta yang tak kan pernah kuasa 'tuk sirna.

Sekuntum asa bermekaran menenggerkan indah kelopaknya diatas terjalnya lereng hati. Sejenak aroma harumnya membutakan pias kepedihan, menebarkan butiran-butiran tawa yang berserpih berkilauan. Seakan tiada akan pernah ada galau menggelung di antara jalinan cerita dongeng umat manusia.

Wahai pencipta raga dan nadiku,
meski aku bergumul dalam laku perjuangan. Meski tetesan keringatku berpeluh bergelut terputar pada roda kehidupan. Aku jatuh...lalu berusaha bangun...dan jatuh kembali. Tapi selalu tak pernah lupa untuk terus kembali bangkit, meski sesulit apapun itu. Seolah perihnya hanya suntikan kecil yang tak berasa. Suntikan-Mu yang menawarkan obat penawar kegetiran itu sendiri. Kegetiran yang selalu menyisakan pelajaran paling berharga, yang menandakan bahwa aku tlah mendapat kesempatan untuk mendaki satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Allah-ku yang sungguh pengasih...
Rabb-ku...
Penguasa dunia dan akhiratku...
Betapa agung segala hal mengenai-Mu. Tak kan dapat setitik pun kulampaui. Kau adalah Dzat Paling Mulia yang tak kan pernah tertandingi. Diriku yang kerdil ini hanya mampu mensyukuri kodrat hidup ini dengan ikhlas. Meski tiada henti terangkum dalam ujian dan karunia-Mu yang silih berganti, yang mengikatku indah dalam ketidakberdayaan 'tuk menolak. Atas kuasa-Mu yang memang hanyalah milik-Mu. Atas takdirku, yang juga memang milik-Mu.
Tak kan pernah teringkari meski tersembunyi dalam noktah hati. Karena memang Kau adalah Sang Maha dari segala maha. Yang selalu berwenang mengatur untai nasib setiap makhluk yang Kau nafaskan. Yang pada akhirnya akan Kau berikan hikmah terbaik tuk menjadikannya makhluk pilihan-Mu.
Bagi yang selalu dapat bertahan ketika goyah,
Bagi yang selalu dapat bangkit ketika jatuh,
Bagi yang selalu dapat berjuang ketika kalah,
Bagi yang selalu dapat ikhlas ketika lengah,
Bagi yang selalu dapat mengucap syukur ketika Kau beri hadiah...
tanpa perduli berapa pun nilai terkandung didalamnya.
Bagi yang selalu dapat berpanjat do'a ketika senang susah.

Dalam kehinaanku dihadapan-Mu...
ku berupaya tuk menanggalkan kostum kesombonganku yang masih mengotori raga dan hatiku. Bersama-Mu, kubawa nilai kesederhanaan menjadi hal yang terindah dalam hidup. Yang selalu mampu membuatku tersenyum dalam setiap kondisi. Meski renyah tawa dan derai air mata selalu setia mewarnai prosesnya. Kuyakin, Kau selalu ada disisiku untuk memberikan jalan keluar. Dan aku berterima kasih untuk selalu mencintaiku, Ya Rabb.
Thanks for always loving me....

Readmore »»

Friday, February 18, 2011

Puisi 'Celoteh Tak Karuan'

Semburat galau menggelegak
Awan kekecewaan beriringan
Perlahan
Menepi
Berpencar
Berpendar
Terpecah ke segala arah

Kau...!
Kau membuatku terdiam
Terhenyak
Terpaku
Terburai dalam buaian pertanyaan geram
Hingga membuatku begitu ingin...
Ingin melumatmu tanpa bentuk
Hingga aku menari puas

Terik matahari kian memanas
Seakan semakin mengganggu awanku
Hingga kian gersang
Kian menghitam
Kian berarak mencari celah
Celah yang dapat membuatku bersembunyi
Meringkuk mencari sesuatu
Sesuatu yang aku tak tahu
Apa kau tahu itu..???

Lalu mengapa...?
Lalu apa...?
Lalu dimana...?
Lalu siapa...?
Lalu bagaimana...?
Lalu, lalu dan lalu
Hingga lalu itu menidurkan galauku
Mencairkan amarahku yang membeku
Maka jangan lah kau mendekatiku
Karena aku sedang membuai lelehanku
Yang kian melemahkan kebingunganku

Hingga akhirnya ku tersadar
Bahwa hidup adalah rentetan peristiwa
Yang tak patut kupertanyakan lagaknya
Ah...aku kian meleleh
Meleleh...
Meleleh...
Meleleh...
Dan meleleh...
He he he he... Readmore »»

Thursday, February 17, 2011

Tujuanku nge-blogging hanya lah ....







Kembali blogging seperti kembali membuka kenangan lama yang hampir saja terisolasi oleh gejala memory yang mulai terkikis. Satu persatu posting-posting yang pernah tercipta dibaca. Ada yang membuatku tertawa, tapi ada juga yang membuatku terharu. Karena memang apa yang tertuang dan tertulis, murni dari segala hal yang kualami dan kurasakan. Ternyata, bernostalgia itu selalu akan menciptakan perasaan indah dalam arti tersendiri bernaung di dalam hati dan pikiran.

Bagiku blogging memiliki nilai positif untuk ke depannya, tapi selama yang kita tulis juga bernuansa positif, dan tidak merugikan orang lain. Sebenarnya latar belakangku membuat blog bukan hanya karena kegemaranku menulis saja. Tapi blog ini juga kupersembahkan untuk anak-anakku dan keluargaku yang jauh terpisahkan jarak. Dan ini semua terinspirasi oleh beberapa blog yang begitu memberikan inspirasiku untuk ikut-ikutan nge-blogging. Jika kalian browse ke suatu blog yang bernama zidansyifa.blogspot.com/, puisi-inong.blogspot.com/ dan dapurbunda.blogspot.com/, kalian akan membaca suatu rangkaian cerita seorang ibu yang menceritakan kebahagiaannya dalam menjalankan rutinitas di keluarga kecilnya. Beliau juga begitu baik hati membagi ilmu memasaknya dengan membuat blog khusus mengenai resep-resep masakan yang jelas sangat berguna bagi para browser yang sedang mencari resep. Dan beliau juga menuangkan jiwa seninya dalam menulis pada sebuah blog yang khusus berisikan tentang puisi-puisi ciptaannya. Jika kita mengunjunginya, kita membacanya, kita merasakan ada suatu cerita yang hidup, bahkan jika yang kita rasa itu berguna bagi kita, kita akan mengirimkan suatu komentar hanya untuk sekedar berterima kasih. Tapi jika kita tidak tahu, kita pasti menganggap sang pemilik blog masih sehat dan sedang bercengkrama dengan anak-anak lucu yang diceritakannya dengan penuh bahagia di dalam blog yang anda baca. Padahal, beliau sudah tenang disisi Allah SWT bertahun-tahun yang silam.
Lalu apa yang memotivasiku untuk turut nge-blog? Tentu saja anak-anakku. Aku merasa bahwa hidup ini tidak pernah ada yang abadi. Tapi setidaknya, dengan menuliskan buah pikiranku, kebersamaan mereka bersamaku dan suka dukaku dalam menjalani hidup dapat mereka baca, dan mereka rasakan ketika mereka telah mengerti, meski aku sudah tidak ada lagi bersama mereka. Ketika raga kita sudah tidak bersama mereka, setidaknya cerita kebersamaan itu akan tetap melekat dalam pikiran mereka. Jika pun terlupa sejenak, mereka dapat membuka kenangan manis itu hanya dengan membuka internet dan browsing ke dalam blog-ku.

Hanya itu keinginan sederhanaku dari dulu hingga saat ini. Aku hanya ingin menciptakan suatu kenangan yang bisa menyiratkan keindahan, ketika harus menjadi nostalgia bagi orang-orang yang kucintai, jika kelak harus kutinggalkan. Tidak muluk-muluk, bukan... :)


Readmore »»

Wednesday, February 16, 2011

Acara makan tanpa "Table Manner" di saung kenangan

Selesai Outting Class, MITT and friends yang turut membantu terselenggaranya acara akhirnya makan bareng ikan bakar dengan nasi yang dihamparkan diatas daun pisang. Cara makan yang sangat sederhana tapi menciptakan suasana keakraban yang ingin diulangi di suatu kesempatan jika Allah mengizinkan. I love U all, my friends...thanks for being our friends...:)

Readmore »»

My little princess...Zahwa Rabbani Salsabila dalam "Ketika Zahwa Bergaya"

Bidadariku satu2nya ini terlahir di bulan Desember 2004 pada tanggal 5. Proses kelahirannya begitu mudah di sebuah klinik di Palembang, wilayah Prumnas. Dia adalah anakku yang paling mengerti saat orang tuanya sedang dalam kondisi yang tidak begitu bagus. Dan kuberi dia nama Zahwa Rabbani Salsabila. Dan nama Zahwa kudapatkan karena terinspirasi pada nama anak Adjie Massaid almarhum. Maklum, pada zaman itu lagi boomingnya Adjie Massaid dan Reza Artamevia. Sedangkan Rabbani Salsabila kumaknai dengan arti insan yang berilmu sempurna dari taman mata air surga. Dan aku berharap kelak dia dapat terus menerus mengutamakan ilmu daripada materi untuk menunjang kehidupan di masa depan. Amiin...
Selain kakak dan adeknya yang sangat meramaikan rumah mungilku. My angel-ku yang satu ini cukup membuat sepi rumah jika dia tidak ada diantara kami. Karena k2 Awa ini selalu doyan bernyanyi dengan mengarang sendiri kata-kata yang seenak udelnya saja...yang penting ada kata-kata cintanya disela-sela karangannya itu. Entah ini menurun darimana...tapi mungkin karena dia melihat ayah dan mamanya doyan nonton acara musik di televisi. Bahkan kalo aku dalam perjalanan pulang dengan motor bersamanya, maka kupingku akan diiringi corak suaranya yang belum bernada itu. Hal itu kadang mengembangkan senyum tersendiri dalam perjalananku.
Ada lagi hobinya yang baru ketauan olehku. Semalem klak-klik buka simpanan foto-foto dalam pc-ku. Ternyata begitu banyak foto-foto k2 Awa sedang bergaya dengan menggunakan kamera di pc-ku. O...o...sampe pegel tanganku harus copy paste satu-satu buat dikumpulin kedalam satu file di photoshop. Tapi ga papalah, kan sayang kalo dihapusin. Tapi karena sudah too tired, aku cuma bisa mengumpulkan beberapa saja. Inilah hasil dari kerja kerasku dari semalem...
Mari kita lihat "Ketika Zahwa Bergaya"...heheheh
Readmore »»

Monday, February 14, 2011

Karya Photoshop-ku yg sederhana

























Kemaren-kemaren kalo disuruh pa Hen buat belajar photoshop, rada ga diturutin. Tapi pas oprek-oprek kompie sendirian, iseng nyobain photoshop. Ternyata bikin keranjingan. Daripada beberapa karya hilang tak berbekas gara-gara ke-format sama instalasi teknisiku terkasih, lebih baik kuselamatkan dalam blog saja. Meski sederhana, tapi puas kalo itu hasil karya sendiri...he he he Readmore »»

Sunday, February 13, 2011

Tulisanku terinspirasi pd 10th Anniversary of my Marriage






Tidak terasa 10 tahun sudah hari ini kita bersama. Begitu banyak cerita yang kita rangkai untuk dijadikan renungan hidup. Ah...ingin rasanya mengulang kisah ini dari awal. Mengulang kembali rasa manis, pahit, getir dan segala macam rasa lainnya yang membumbui perjalanan bahtera kita.

Kebersamaan kita menggoreskan aneka warna dihatiku. Warna-warna itu yang telah mengajariku untuk menjalankan hidup dengan penuh syukur dan ikhlas, dalam mengelola hati untuk selalu berfikir positif. Terima kasih untuk selalu menemaniku dan mengajariku bertahan diantara orang-orang sekeliling kita, yang kadang menohok kita dengan ketidaktulusan mereka dalam berteman, tapi Alhamdulillah, ada juga segelintir dari mereka yang masih pantas untuk dikategorikan sebagai teman. At least, dikala merantau sendiri begini, you can be my real friend, selalu di setiap situasi.

Pikiranku berbalik sejenak menelaah hari-hari kita yang indah. Aku ingat, disaat kita berbeda pendapat, kadang ku terdiam ketika kau marah. Tak hendak kulawan, selain bersikap ‘keep silence’. Tapi jika ucapanmu mulai menggelitik nalarku untuk menjawab, maka kita akan bersikap seperti dua orang tokoh politik yang bersikeras mempertahankan pendapatnya masing-masing. Saling beradu pendapat dalam waktu yang tak terlalu lama. Setelah itu saling terdiam dengan pikiran masing-masing. Lalu akan bersama lagi seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Seringkali kita enggan untuk menyatakan permintaan maaf secara ucapan. Tapi kita lebih menunjukkan dengan sikap yang menunjukkan rasa penyesalan. Jika kau baca ini, maafkan aku yah....^_~

Tapi perdebatan-perdebatan itu hanya sekilas, yang tidak pernah secuil pun mempengaruhi keindahan warna hidup kita. Karena kita selalu menciptakan kekonyolan-kekonyolan yang unik, yang kadang menyimpan seribu tanya sendiri diotakku. Adakah keluarga lain yang konyol seperti kita. Rumah kita yang mungil selalu menciptakan tawa sendiri yang tidak pernah dibuat-buat. Ah, biarkan kekonyolan-kekonyolan itu kita sendiri yang tahu. Kekonyolan yang selalu membuat kita saling mencari, saling merindukan, meski dalam keadaan marah sekali pun.

Ya Allah, terima kasih untuk melahirkanku dari laki-laki terbaik, yang selalu mencintai ibuku sepenuh hati. Yang sepenuh hati mempercayakan segala miliknya diperuntukkan untuk pasangan hidupnya selalu, tanpa terkecuali. Laki-laki terbaik itu pula yang mengajariku hidup idealis, untuk harus selalu jujur dalam setiap pengabdian dan bekerja. And I love my father so much....

Hingga akhirnya Kau kirimkan lelaki terbaik lainnya dalam hidupku. Lelaki yang selalu menyiramiku dengan taburan cinta yang tak terhingga. Aku dapat melihat pantulan cinta seperti yang kulihat pada ayah dan ibuku. Dan pelajaran idealis yang kuterima dari lelaki terbaikku dimasa kecilku, ternyata memiliki episode baru. Ternyata ini jawaban mengapa ayahku tak pernah berucap’ tidak’ ketika sang kekasih hatiku nekat melamarku. Mungkin secara tak sengaja mereka menemukan bahwa diantara mereka tersembunyi chemistry yang saling berkesesuaian. Meski pada kenyataan, mereka sama-sama memiliki tipe yang temperamental. Tapi tak melunturkan hatiku untuk mengatakan bahwa mereka laki-laki terhebat yang kumiliki. Laki-laki yang selalu jujur dan adil dalam bekerja dan mengabdi. Dari mereka lah aku belajar. Dan dari mereka lah aku bisa menghadapi dunia, tanpa harus menjilat dan munafik dalam hidup. Mereka mangajariku untuk selalu tulus dalam suatu ikatan, tidak tergiur pada harta yang berlimpah dan jangan pernah mengambil hak orang lain. Suatu pelajaran hidup yang selalu tersimpan rapi dalam tiap aliran darahku, yang akan selalu jadi patokanku dalam mengaplikasikan ilmu yang mungkin berguna bagi orang lain. Ya Allah, semoga anak-anaku dapat menjadi lelaki terhebat untuk masa-masa mereka kelak nantinya. Amiin....

Tepat tanggal 15 Oktober ini, kita pernah duduk bersanding diatas pelaminan untuk seia sekata meleburkan segala perbedaan dan persamaan kita, menjadi suatu keluarga yang kita isi dengan rangkuman cinta. Seiring jalannya waktu, kita selalu berusaha untuk saling menyesuaikan diri atas perbedaan yang kita miliki. Dan tak terasa, pengertianmu atas perbedaan sifat yang kita miliki tlah memutarkan roda hidup kita lebih dari satu dasa warsa. Padahal jika dilirik lagi ke belakang, betapa sulitnya menyatukan perbedaan kita dikala ikatan pernikahan belum terbina. Begitu banyak keegoisan, begitu banyak kecemburuan, dan begitu banyak penghalang yang kadang membuatku ingin melepaskan semuanya. Namun hanya cinta yang membuat kita berani bertaruh. Ketulusan cinta kita memastikan bahwa kita pasti bisa saling menyesuaikan diri. Karena cinta yang kita miliki tidak memiliki alasan tuk memisahkan hati kita. Cinta ini benar-benar cinta dari hati, yang telah menyingkirkan segala keraguan atas perbedaan sifat kita. Dan pada kenyataannya, memang cinta kita yang memadukan semuanya hingga saling mengisi satu sama lain. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk selalu menerimaku apa adanya. Dan semoga kita dapat melanggengkan kebersamaan ini menuju perkawinan perak, emas atau apalah namanya. Till death do us part...insya Allah...

Readmore »»

Berfoto-foto dikala senggang bersama anak2ku tercinta...



Seringkali waktu senggang yang ada kuhabiskan untuk bernarsis ria bersama anak-anak :)
Ini beberapa diantaranya diantara ratusan foto2 yang tersimpan didalam berbagai media, he he he...
Readmore »»

Popular Posts

Pages